About Me
im not exist, im in everybody's mind...

Archives
 
Wednesday, August 24, 2005

 Daun itu gugur tanpa menyentuh gravitasi


Aku dapat pergi dengan darah merahku, menggapai semua warna biru, merah bahkan jingga. Meninggalkanmu dengan memori-memori lalu yang menyayat, membiarkanmu terpasung ketidakberdayaanmu, tanpa datang menangkapmu ketika kamu jatuh. Aku sudah siap terbang, meski aku tidak lagi takut untuk terjatuh, namun aku masih tidak tahu kapan saatnya tiba. Kapan jatuh itu, menungguku di bawah sana. Asal tanpa gagak dan langit oranye, asal nafas masih melepas, ketika daun-daun itu terbang dan jatuh ke tanah..


Sehari serasa seperti setahun, bayangan-bayangan kemarin susah untuk pergi, menghantui mimpi-mimpiku, bertanya pada imajinasiku. Waraskah cinta? Atau sudah gilakah mimpi? Atau mungkin, di balik semua itu, kehidupan hanyalah hiruk-pikuk yang menyibukan, bacot yang bertebaran diantara tanah dan helai daun yang gugur. Tak terpisah, tak menyatu, terkubur dan terbang, tersenyum pahit dan merintih, ketiadaan sampai kekosongan. Tong kosong di padang gurun. Kering dan murni, kehausan badai gurun.

Aku bukan sedang menulis simbolisme diri. Tapi membangun sebuah ritual, bertanya, berkesan, berkesimpulan, pada hidup yang hanya sekali. Bukankah kita ini manusia, yang sama seperti binatang, hanya mungkin kita terlalu banyak berdansa. Nadi itu berharga untuk di sayat, asal jangan di habiskan di bath tube yang sepi. Kosong tanpa mimpi. Jangan pergi, jangan hilang di ruang-ruang kosong tanpa mimpi..

Aku memegang sejumlah keyakinan, bacot-bacot itu, yang sesuci ketiadaan. Sesuci batu dan sungai yang menyatu. Meluruh, memburu, memusar, membuncah, dan mengakhiri. Simfoni sebuah arti dari neraka-surga yang telah wafat. Seorang Siddharta tanpa tuhan yang mencapai tathagatha dan menertawai brahmana. Aku disini, merapal mantra untuk mengembalikan ketiadaan dunia

Tapi kamu diantaranya, dan aku takut mati, aku takut kehilanganâ€ï¿½.aku bahkan sudah tersesat.

Siapa yang tersesat? Apakah anak-anak itu, mereka tersesat di taman bermain?

Kalau saja Cuma taman bermain, mereka tersesat di dalam labirin karena ekstase, dan labirin itu telah hilang, menjadi hantu--hantu gentayangan, di malam-malam manakala kehidupan masih ingin diingati dan kematian sudah jenuh berdansa sendiri..

Aku susah untuk jatuh, udara pergi meninggalkanku dan tanah menunda gravitasiku, aku juga tidak dapat terbang karena angin pergi duluan menuju angkasa

Lalu rintih hujan datang, dan aku masih disini, di labirin tak bernama, tak berjasad, tanpa bentuk dan lekuk.


"Ikarus, aku tidak bisa terbang, kamu pembohong!"