About Me
im not exist, im in everybody's mind...

Archives
 
Friday, December 24, 2004

 
Arus hidup bergerak
deras melikui tikung-tikung
anak berjalan kaki di pagi hari
pergi tinggalkan buah dada
menyambut sepi
berjalan sambil tidur
suku bumi bergerak menuju pagi
tangis langit selimuti
wajah-wajah asing tanpa henti


Tuesday, December 07, 2004

 Sebuah desain untuk Hidup?



I wait gluttinously for God. I have been of an inferior race for ever and ever.


Aku takut pada dunia dan aku selalu sedikit pencemburu. Aku adalah lubang pantat egomaniak--tapi aku juga pecinta hidup dengan semua tetek bengek keindahan dan keseimbangannya, Aku seorang yang lembut yang suka menusuk pisau dihati kekasihku dan menari dengan rasa cinta. Aku adalah dualitas di dalam satu dimensi yang memuakan. Namun aku tidak pernah memiliki keberanian untuk mengatakan"siapa diriku sebenarnya". Semua ini terjadi karena dunia, karena hidup yang tidak pernah aku pilih. semua ini salah mereka, penderita kronis kolektiv neurosia, pemberhala bahasa; semua orang harus tau, bahwa dunia yang patut disalahkan, bukan diri kita. Sekarang kita sudahkan saja kabut buruk rupa ini, kesenyaman yang terlalu lama--aku jadi mau muntah. Aku tau jalan keluar, cuma aku, untukku sendiri, sementara kalian harus mencarinya sendiri: aku harus keluar dari lorong bahasa. Lalu berlari menuju skizofrenia (berbisik)....


Atau mungkin juga tidak seperti itu? atau mungkin aku hanya seorang pengecut yang punya banyak mimpi? mungkin aku adalah penjara dari keinginanku.


Skizofrenia cepat! cepat! perlihatkan wujudmu!! sebelum semuanya terlambat, sebelum semua pekat dan terlelap..


I have withered within me all human hope. With the silent leap of a sullen beast, I have downed and strangled every joy.


ketika setiap detik detak jantungku berdebar 3 kali, ya aku adalah seorang pengecut. Aku adalah pemakan sampah hasrat dunia yang berkali-kali telah mati dan hidup kembali. sekali waktu aku pernah bertanya kepada dunia, aku bertanya mengenai segala hal--menyangkut mengapa aku hidup? dunia menjawab semuanya, tidak ada satupun pertanyaan yang jawaban belum di jawab. Dan aku, kembali menundukan kepalaku, mengerutkan dahi, mendesah panjang. Kesekian kalinya aku kecewa kepada dunia. Aku kecewa kepada hasrat, aku kecewa pada mimpi--dan betapa aku juga ingin kecewa terhadap diri sendiri. Tapi aku tidak bisa. aku sudah putus dalam desah. I'm once again, A prisoner of my own reasons.


I'm out of the world, that's sure. Not a single sound. My sense of touch is gone. Ah, my ch?au, my Saxony, my willow woods ! Evenings and mornings, nights and days... How tired I am !


aku seharusnya memiliki nerakaku sendiri, neraka bagi amarahku. Neraka bagi kebanggaanku. Aku telah meludahi surga dan kecewa pada neraka, aku menganugerahi diriku sebagai satu diantara jutaan pemerkosa tuhan. Aku adalah orang yang sama seperti kalian, bedebah! hanya mulutku selalu ingin memiliki api, panas abadi. Anganku selalu khawatir akan jam-jam kematianku, detik-detik dimana harapan hangus di bantai batas. Ini adalah kuburanku, peti mati beraroma bunga, dimana diriku akan dikerubuti oleh cacing-cacing, kengerian dari segala kengerian. Para badut dan setan, aku tau kalian ingin membunuhku dengan pesona, aku tau kebusukan kalian lebih baik dari diri kalian sendiri. Tapi aku menginginkannya,sekarang! tusuk aku dengan pisau tajam, bakar aku dengan siraman api. Aku ingin sesuatu yang tidak kuinginkan. "Hey wajah sendu", aku berkata pada diriku sendiri. Pulanglah menuju hidup,"kembalilah pada ketidaktahuan". Menyelami kembali diri kita yang telah porak-poranda diantara kepengecutan dan kekejaman dunia!


Ya Tuhan, kasihanilah diriku, lindungi aku, aku sama sekali tidak dapat mengendalikan diriku. Aku telanjang disini, sembunyikan aku.


I was right in everything I distrusted : because I am running away !
I am running away !



Sejenak saja aku lupa, masih ada hari-hari yang lebih buruk di keesokan hari. Dan aku sudah menyerah, aku sudah ingin lari. Tapi Aku bukan pengecut, aku hanya tidak menginginkannya. Aku selalu tidak mengingikan sesuatu yang aku inginkan. Hari ini aku sedikit cemas, sedikit was-was, sedikit terjegal kecewa, sedikit keinginan untuk mati dan hidup. Waktuku selalu seperti ini.



The song of the heavens, the marching of nations ! We are slaves, let us not curse life !


...sudah berapa lama kamu terlambat? bilang saja duitnya belum datang, gak usah pake alasan lain...
U.A.S hari ini, hari pertama. Agama yang akan digeluti. Didepan muka para Bedebah yang juga doyan memperkosa tuhan. Dan aku tertinggal satu masa - untuk mencium bibir kekasihku yang terlelap di bantal. Tapi aku sudah terjebak, di depan bibir merah Birokrat Kampus yang menyusahkan. Mereka tau aku masih seorang budak, seorang yang miskin. Dan si bibir merah pun menutup dialog: "buat perincian pendapatan orang-tuamu dan permohonan.." Lalu simiskin satu lagi datang padaku dengan wajah agak gugup, dia bertanya: "kamu juga barusan mau ngambil kartu U.A.S ya? aku mengiyakan dan menjelaskan semuanya. Lalu kami berdua tertawa--aku mewarnai tawa dengan gelak tawa yang kosong, tapi dia tertawa dengan penuh arti. Dia menyadari dan berpendapat bahwa aku lebih sial dari dirinya, dan dia benar. Aku membakar memoriku yang beberapa menit lalu kuhabiskan bersama si bibir merah, kulihat si miskin satu mengambil kertas dari loket. Wajahnya cerah, seperti pagi dan pohon-pohon tua yang akan kita lewati. Aku melangkah cepat, dan dia memperhatikanku. Aku pergi meninggalkan kewajiban menuju "ketidaktahuan" dan dia pergi menuju kepastian.
Esok pagi di jam yang sama. Aku yakin aku akan berjalan menuju kepastian. Kepastian, yang sekali lagi tidak aku inginkan.



Hari ini, mari bermimpi U.A.S terbakar bersama keinginanku, bersama berkas dan kertas-kertasnya yang tidak lebih indah dari seonggok mayat di dalam kubur.

A pray to Morpheus.
And as the Damned soul rises, so does the fire.


Hari Selasa, tanggal (lupa), jam 9.04. Somewhere lost in the Hyperreal.