About Me
im not exist, im in everybody's mind...

Archives
 
Sunday, August 15, 2004

 
In Love. There are no boundaries...
Telah ditemukan kembali. apa itu?---Keabadian. yaitu laut yang pergi bersama matahari.
.....kekasihku, aku sedang menantimu..berapa lamanya sehari di dalam kegelapan atau seminggu? apinya telah padam sekarang, dan aku sangat kedinginan. mestinya aku merangkak keluar, namun diluar sinar matahari siap menerpa. aku takut, aku habiskan cahaya senter untuk melukis dan menulis kata-kata ini. kita mati, kita mati kaya akan kasih sayang.......akan suku bangsa...semua rasa yang telah kita nikmati...tubuh-tubuh yang telah kita selam dan renangi bagaikan sungai. rasa takut yang kita sembunyikan....bagai gua ini.
aku ingin semuanya ini diukir diatas tubuhku. dimanakah negara yang sesungguhnya, bukannya batas-batas yang tertera diatas peta. atau nama-nama dari para penguasa. aku tahu kau akan datang membawaku keluar menuju istana angin. itulah yang aku inginkan. berjalan di tempat seperti itu bersamamu. bersama sahabat-sahabat. sebuah bumi tanpa peta.
cahaya lampunya telah habis.....dan aku menulis di dalam kegelapan....

--surat terakhir Katharine Clifton pada Almasy sebelum ia meninggal, Film English Patient.


Tuesday, August 03, 2004

 Persaudaraan jiwa bebas



Sepanjang hampir dua millenia, Gereja katolik mendominasi seluruh kehidupan di Eropa dengan ajarannya. Hal ini memungkinkan karena krisitianitas memonopoli seluruh pemaknaan atas arti kehidupan: menjejali manusia dengan ajaran bahwa segala sesuatu yang suci dan bermakna tidaklah berada di dalam dunia ini, tapi di dunia yang lain. Menganugerahi manusia sebagai sosok yang penuh dosa, keduniawian, terjebak di dalam bumi yang tidak berarti dan selamanya tertutup dari keindahan di dalam surga yang tidak dapat diraihnya. Hanya gereja yang dapat berperan sebagai perantara menuju dunia yang lain tersebut, dan hanya melalui perantara tersebut manusia dapat mencapai makna dari kehidupan mereka.

Mistisisme merupakan bentuk pemberontakan pertama dari monopoli ini: yang memutuskan untuk merasakan pengalaman dari keindahan dunia lain tersebut melalui diri mereka sendiri, kaum mistis melakukan apa saja untuk mencapainya—dari pengorbanan, kelaparan, penyiksaan diri sendiri, dan berbagai penderitaan lainnya untuk mencapai sebuah momen visi yang ketuhanan: untuk dapat mencapai surga dalam sekejap waktu, lalu kembali untuk mengatakan berkah apa saja yang menunggu mereka disana. Gereja tidak menyukai kelahiran bentuk mistik pertama ini, secara diam-diam murka apabila siapa saja meragukan atau menduakan keunggulannya dalam menjadi perantara komunikasi dengan tuhan, namun dengan tepat mempercayai bahwa cerita-cerita yang di kabarkan oleh kaum mistis hanya akan memperkuat klaim gereja bahwa seluruh nilai dan makna tidak berada di dalam dunia manusia, tapi di dunia yang lain.



Tapi suatu hari, sebuah bentuk baru dari mistisisme lahir; mereka yang mengemban mistisisme baru ini di kenal dengan sebutan Persaudaraan jiwa bebas. Mereka adalah pria dan wanita yang telah melewati proses mistikal, namun kembali dengan cerita yang berbeda: menurut mereka identifikasi dengan tuhan bisa menjadi permanen, tidak berlalu begitu saja. Semenjak mereka mendapatkan pengalaman ini, mereka berpendapat bahwa sudah tidak ada lagi pemisah antara surga dan bumi, antara kesucian dan keduniawian, antara tuhan dan manusia. Persaudaraan jiwa bebas mengajarkan bahwa dosa sebenarnya adalah pemisahan dari dunia ini, pemisahan yang menciptakan ilusi keterkutukan; semenjak tuhan itu suci dan baik, dan telah menciptakan semuanya, maka segala sesuatunya juga adalah baik, dan apa yang harus dilakukan oleh semua orang untuk mencapai kesempurnaan adalah dengan menemukan penemuan ini.



Dengan demikian para bidah ini menjadi tuhan dari bumi dan surga tidak lagi menjadi tempat yang dituju, namun tempat dimana mereka tinggal sekarang adalah surga itu sendiri; setiap hasrat yang mereka rasakan adalah sesuatu yang indah dan suci, bahkan hasrat dinilai sebagai suatu firman dari tuhan, firman yang lebih penting dari segala aturan maupun adat, karena hasrat di ciptakan oleh tuhan. Di dalam wahyu mereka mengenai kesempurnaan dunia dan diri mereka sendiri, mereka bahkan dapat melampaui tuhan dan memposisikan diri mereka sebagai pusat dari dunia: untuk menerima otoritas gereja dan pandangan objektif mengenai dunia sama saja berpikir bahwa tuhan tidak menciptakan mereka, dan mereka sama sekali tidak eksis. Sebaliknya, mereka menerima perspektif dan hasrat sebagai satu-satunya yang berdaulat, dan oleh karena itu mereka menegaskan bahwa pengalaman subjektif mereka di dalam dunia sebagai satu-satunya otoritas, mereka berpendapat bahwa bila mereka tidak eksis maka tidak juga dengan tuhan.

Buku Schewester katrei, satu dari sumber yang masih ada mengenai ajaran zaman tersebut, yang menceritakan pencarian dari seorang wanita menuju keilahian melalui mistisisme sejenis; di puncak pencariannya ia mengatakan pada pendengar pengakuannya, dengan kalimat yang mengejutkan abad pertengahan:
Tuan, bersuka citalah denganku, karena aku telah menjadi tuhan.
Persaudaraan jiwa bebas tidak pernah menjadi suatu gerakan ataupun sebuah organisasi keagamaan. Cerita-cerita mengenai mereka tersebar keseluruh dunia, keseluruh masyarakat dalam semua tingkatan kelas dari cerita para pengembara yang berkelana dari tempat satu ke tempat lainnya demi mencari petualangan. Mereka adalah para pengembara yang menolak untuk bekerja bukannya karena mereka menyangkal diri mereka sendiri tapi karena mereka berpendapat bahwa mereka terlalu baik untuk bekerja, sebagaimana mereka juga menganjurkan ke semua orang yang menginginkannya; menurut cerita, mereka menolak menghabiskan waktu hidup mereka hanya untuk menjual kepercayaan mereka, seperti yang banyak di lakukan oleh kaum kristen tradisional (juga para komunis, dan bahkan anarkis), namun lebih kepada menjalani kepercayaan mereka—yang terbukti jelas lebih menular.

Gereja katolik tidak tinggal diam, mereka merespons bentuk bidah semacam ini dengan membantai ribuan dari mereka. Tanpa cara teror semacam ini Peradaban katolik tidak akan bertahan, sebagaimana otoritasnya selalu di abaikan keseluruhannya oleh teologi baru yang membebaskan ini. meskipun di represi dengan kuat, bagaimanapun, rahasia dari persaudaraan jiwa bebas tersebar secara luas melewati ruang dan waktu; mereka berkelana tidak terlhat dan tanpa jejak, berkelana melalui koridor-koridor tersembunyi di dalam sejarah (mungkin karena mereka lebih memilih momen-momen untuk dihidupi diluar dari garis sejarah?), untuk muncul di dalam eksplosi sosial dan mendekati revolusi ratusan tahun serta ribuan mil jaraknya. Di dalam banyak kejadian kekuasaan gereja dan negara yang melayaninya, hampir porak-poranda oleh pemberontakan spontan ini; mereka muncul di sepanjang sejarah seperti layaknya detak jantung di dalam sebuah tubuh yang terlelap.

Persaudaraan jiwa bebas melakukan pencapaian pada pemberdayaan dan kepercayaan diri total yang di impikan oleh para anarkis dan feminis; mereka melakukan pencapaian ini dengan menggunakan cara-cara mentah dari kristianitas, secara tradisional bentuk semacam ini yang dapat melumpuhkan agama sungguh menakjubkan. Aku sering berpikir apabila saja kita dapat menepis semua keraguan juga semua halangan kita dan benar-benar merasakan bahwa kita adalah keindahan dan kesempurnaan, dan apa yang kita inginkan adalah sesuatu yang tidak perlu ditakuti dan ditutupi, kita tidak akan dapat dikalahkan dan dunia akan menjadi milik kita selamanya.